Ketika awal kita berkenalan, aku cuek sama kamu. Apalagi kamu tuh freak! malah ngajakin aku main gombal-gombalan ga jelas gtu. Tapi ntah knapa saat itu aku mau ladenin kamu. Padahal nih, aku termasuk orang yang cuek sama orang baru. Kadang chat FB ga aku bales, karena males ga begitu kenal. Apalagi banyak orang-orang ga jelas gtu yang chatting aku. jadinya aku males aja. Belom lagi aku sibuk sama tugas kampus dan kerjaan ku.
Aku mau aja ikut bermain gombal-gombalan kamu. Aku disitu juga masih agak cuek, tapi ya saat itu aku berfikir aku ingin mempunyai teman baru dan itu adalah kamu.
seiring waktu, kamu suka chat aku. Hingga akhirnya kamu ngajak aku ketemuan. Aku minta tolong kamu untuk menyelesaikan tugas Fotografiku. Maksud aku ya, mengajarkan aku bagaimana cara foto yang baik dan benar. Karena aku tau, kamu jago dalam hal itu. Ditambah, aku tidak sering memakai kamera SLR, karena aku memang belom punya. Aku tidak begitu jago foto memakai kamera SLR.
Hampir hari H, aku degdegan. Aku persiapkan baju yang terbaik yang aku punya. Bukan gaun, karena aku takut terlalu di rekayasa. Bukan juga pakaian rapi, hanya kemeja kotak-kotak hitam putih dan tanktop serta celana panjang warna hitam. Aku tunggu, kamu telat datangnya. Kamu minta maaf sama aku lewat sms, tapi aku tidak permasalahkan itu. Asal aku bertemu denganmu.
Saat itu aku sudah mempunyai rasa kepadamu. Entah mengapa, bagaimana aku bisa merasakan hal itu. Kita memang banyak sama. Tapi, aku juga heran kenapa aku bisa mempunyai rasa kepadamu hari itu.
Kamu datang, walau sebelumnya sempat nyasar ke kampusku dulu. Lalu aku bisa melihatmu di tempat nyata. YA! nyata!
Kita langsung mau hunting foto. Mencari objek yang menarik untuk di foto. hihiihi, sekali-kali kamu mencoba memegang tanganku. Aku rasakan itu. Tapi, ini masih ambigu. Aku takut aku hanya kegeeran kamu juga mempunyai rasa yang sama denganku. Aku melihat kamu mencoba membantuku foto suatu objek.
Dengan gayamu yang sangat serius.
Pandangan itu..
tatapan itu...
tidak akan pernah bisa aku lupakan.
setelah itu, kita berencana untuk nonton. Kita OTW ke Summarecon Mall Serpong. Disitulah kesialan dia mulai terlihat. hihihi...
Dia ngambil karcis salah menekan tombol. Yang dia tekan malah tombol bantuan. Lalu pas aku turun motor bannya bocor, dan itu menjadi kenangan yang memalukan dan tak terlupakan hingga sekarang. Pertemuanku, denganmu.
Kami berencana mau nonton The Vow, akhirnya kita beli tiket, saat itu dia yang bayarin aku nonton. Kita masih jaga jarak bagaikan teman. Tidak berpelukan, bahkan berciuman. Tidak pegangan tangan, yang ada hanyalah berbagi cerita dan tawa.
Aku dan kamu memang benar-benar sama.
Bahkan kita bagaikan pinang dibelah dua.
Saat nonton pun, tidak ada subtitlenya. Lalu mati di tengah-tengah film dan ketika mulai di ulang kembali filmnya dengan subtitle yang sudah benar. He feel so fucked!
Di saat nonton film, dia rangkul tanganku, bersandar di bahuku. Aku dapat merasakan detak jantungnya.
itulah yang kami rasakan.
Setalh selesai nonton, dia mulai berani merangkul aku. Aku tidak pernah diperlakukan seperti itu dengan cowok. Karena selama ini aku selalu pacaran jarak jauh.
dia tidak pernah menembakku
semua berjalan seperti air, hanya mengalir mengikuti arus.
selesai itu aku karaokean dengan dia. kita nyanyi" bareng, sangat menyenangkan.
selesai karaokean, aku merasa ambigu dengan hubungan ini.
Aku cuma takut, dia hanya mempermainkanku. Tapi tidak. Saat aku bertanya kepadanya "Apakah sekarang kita sudah jadian?" dia mengangguk.
keesokan harinya, dia sering sms aku. Berkata kangen, dan hal-hal menyenangkan lainnya.
tapi... seiringnya waktu
aku merasa suatu perubahan.
Dia jarang sekali sms. Jarang sekali memberi kabar. Sekali balas hanya singkat-singkat. Apakah ia bosan denagnku?
Aku hanya takut...
Takut kehilangan dia.
Aku sayang banget sama dia. Banget. Aku tidak mau merasakan patah hati lagi. Soalnya biasanya kalau seperti ini, sebentar lagi pihak cowok akan minta putus. Karena, aku sering diperlakukan seperti itu. Aku lebih sering diputusin cowok daripada putusin cowok.
Dia bilang.. dia lebih ingin memperhatikan dirinya daripada orang lain..
Aku mengerti. Tapi apakah harus aku terus yang mengerti apa yang ia mau?
Sekali-kali aku juga ingin agar dia mengerti diriku. Aku butuh sosok itu. Sosok dia yang lama.
Perilaku aku kepadanya tidak ada yang berbeda. Aku selalu memberinya kabar, memberinya semangat, dan mengingatkan dia untuk hal-hal tertentu. Aku butuh dia.
Dia pernah bilang, kalau aku adalah orang yang baik utnuknya, bahkan terlalu baik. Tapi perkatannya itu yang membuatku takut. Takut ia mengatakan bahwa ia ingin melepaskanku. Takut ia berkata bahwa masi banyak yang lebih baik daripada aku untuk kamu. Takut akan semua itu.
Apakah aku egois? jika ku ingin diperhatikan?
Aku merasa bersalah sama diri aku sendiri, bingung apa yang harus aku lakukan. Jika aku terlalu memaksanya berarti aku egois. Jika aku terlalu membiarkannya aku merasa seperti tidak ada timbal balik.
Mungkin dia sibuk? atau mungkin dia ada urusan. Tapi, aku benar-benar butuh pelukan. Aku ingin di peluk... Ingin merasakan kehangatan dirimu lagi. Tapi ntah kenapa akhir-akhir ini aku merasa kamu berjalan semakin menjauhiku. Aku melihat kamu hanyalah bayangan.
Apakah rasa itu sudah hilang di hatimu?
banyak sekali pertanyaan. Pertanyaan yang negatif dan tidak baik. Benci sekali rasanya ketika ku merasakan ini.
Mengapa kamu berubah? Tidak sama seperti kamu yang dulu saat kita bertemu. Seperti saat kamu tiba-tiba sms aku bilang kangen. Sekarang? hal itu sangatlah jarang sekali terjadi.
Aku butuh kamu. Please understand me. Jangan biarkan hati ini kedinginan. :'(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar