Sabtu, 03 April 2010

bingung =.=

aku bingung banged nih...

waktu dulu aku liad tuh banyak yang bikin blog di blogspot.com

tapi sekarang? kok jadi miris gini ya? =..=

makanya aku mau buat wordpress.... tapi....

aku masih ngerasa sayaaaannnggg sayang sayang sayang bgd sama ni blog >.<

hmmm atau mending aku pindahin semuanya ke wordpress??

tapi tetep... aku ga akan ninggalin blog ini :D

hihihi

Huuuuuhhh :(((

Aku pengen banged bisa bikin layout dan CSS buat blog aku sendiri,,,, tapi aku masih bingung >.<

ada yang mau ajarin aku?? :(

aku juga pengen bangen ganti layoutnya jadi "zona gelap" alias warnanya gelap gitu

tapi.... aku ga bisa bikin CSS buat blog >.<

errmm... ada yang punya saran gimana cara bikinnya? atau... ada yang tau tempat layout" seperti itu?? :D

Kamis, 01 April 2010

Tentang BUNGA SAKURA UNTUK SAKURA

gw buatnya waktu gw masih SMP...
sekarang udah malas hahhaha...

tapi sekarang aku punya novel yang lagi in process hhi.. aku harap ini berhasil...

nanti kalau udah selesai semua aku publish deh ke blog ku...  =]

Drama GJ!!! Waktu SMP hahhahahaha

Janji
Pemeran :
1.      Mia                    : Angelina Setiani
2.      Shibura              : Evi.N
3.      Ibu Mia             : Epah.P
4.      Bu Yoppie         : Cynthia
5.      Pak KepSek      : Hanif
6.      Pak Mudir         : Randi
7.      Narrator            : Nurmayati
8.      Seksi Peralatan                              : 1. Denny               2. Randi            3. Yudi         4.
9.      Murid 1              : Giyan.S
10.  Murid 2              : Dewi.S
11.  Murid 3              : Kori
12.  Dokter               : Pramartha

(seksi peralatan menyiapkan meja di depan kelas)
Pagi ini, di sebuah kamar yang letaknya tidak jauh dengan ruang keluarga terdengar sunyi sekali. Di kamar itu terdapat seorang cewek yang masih tidur pulas di kasurnya. Nama cewek itu Mia. Ia adalah murid yang tidak tahu sopan santun dan kasar. Itu disebabkan karena ayahnya meninggal akibat kecelakaan pesawat beberapa bulan yang lalu. Oleh sebab itu, sifat Mia menjadi berubah total karena tidak mendapatkan kasih sayang yang seimbang dari orangtuanya. Tiba-tiba terdengar suara denyitan dari arah pintu. Tetapi Mia tetap tertidur dengan pulasnya.
Ibu Mia            : (dengan suara lembut) Mia, Mia sayang...
Mia                    : (Tetap terdiam)
Ibu Mia            : Mia.... ayo bangun...  sudah siang nih, nanti telat sekolah loh...
Mia                    : (Tetap terdiam)
Ibu Mia            : (Sambil mengguncangkan badan Mia) Ayo dong sayang, bangun. Lalu lekaslah mandi
Mia                    : (Nada kesal setengah ngantuk) Apa sih!!!
Ibu Mia            : Ayolah Mia... Ini sudah jam berapa? Kamu kan harus pergi ke sekolah!
Mia                    : (Mengibaskan tangannya) Berisik ah! Aku masih ngantuk nih!
Ibu Mia            : (Menggeleng-geleng kepala) Mia...
Mia                    : Iya...iya... aku bangun!! (Dengan nada yang kesal dan bangun sambil bermalas-malasan) Bacot loe gede banget sih! (sambil marah)
Ibu Mia            : Eh..eh... kamu tidak boleh begitu ya sama Mama...
Mia                    : Terserah, aku males banget pergi ke sekolah butut dan sialan itu! Kerjaannya cuma belajar terus! BT tau!!
Ibu Mia            : Aduh, anak mama gak boleh begitu! Tugasmu sebagai pelajar ialah belajar!
Mia                    : Arrrggghhhh!! Persetan dengan belajar!!
Ibu Mia            : (Terkejut dan setengah marah sambil menggelengkan kepala)
Mia                    : (Mengarah ke luar kelas (kamar mandi) dengan langkah yang agak berat)
(seksi peralatan 1 dan 2 menutupi depan kelas dengan kain besar lalu seksi peralatan 3 dan 4 mengambil bangku dan dekatkan ke depan meja. Bangkunya di arah dekat guru)

Bel sekolah telah berbunyi, pintu gerbang telah ditutup oleh Pak Mudir, satpam sekolahnya Mia. Pak Mudir berasal dari batak, dia mengadu nasib di Jakarta. Dengan segelas kopi hangat dan AC yang ada di ruangannya membuat Pak Mudir merasa aman dan tentram.
Pak Mudir        : Bah! Enak benar rasanya di sini nyaman kali!! (Sambil mengaduk-aduk kopi) Kalau seperti ini, beta tak mau jadi pekerja kantoran, satpampun sudah mencukupi. Hehehe..
Mia                    : (Terengah-engah) Hahh... Hahhh... Rese!! Gue telat!! (Berpikir) Aha!!
Mia                    : (Manjat kursi dan meja (gerbang sekolah))
Pak Mudir        : (tersedak) Uhuk!! Eh...eh...eh!!! Kau ngapain manjat gerbang sekolah!! Bah! Macam mana kau itu!!
Mia                    : (Berhenti manjat) Eh, Pak Mudir. Biasa, lagi climbing. Biar ototnya kuat.
Pak Mudir        : Bah!! Macam mana pula kau itu!! manjat gerbang sekolah buat ambil belimbing!! Bah!! Otak kau rada-rada pula!
Mia                    : Congek banget sih loe! Climbing bukan belimbing!! Climbing tuh manjat tebing!!
Pak Mudir        : Oooh, (dengan tampang beloon) Ya sudah! Bak to besines lah, Turun kau! (Sambil angkat pentungan satpam)
Mia                    : (sambil garuk-garuk kepala) Capek deh, ni satpam bego atau tolol sih!! (Agak marah) Udah ah, masih mending dan kudu bersyukur bisa liat orang climbing. Beleguk sia!
Pak Mudir        : Bah! Kau tak tau tata krama pula! Pis ap kau!
Mia                    : (nada sinis) Bego loe.. Ngomong push up aja pis ap! Apaan tuh?! (melanjutkan memanjat kursi dan meja (gerbang sekolah) lalu langsung lari sekencang-kencangnya)
Pak Mudir        : Eh, tunggu kau!! Macam mana kau ini! (Mengejar tapi tiba-tiba kepeleset pisang terus jatuh) Duh! malang benar nasib ku ini! Ahh,, sakit pula! Aww!!
(seksi peralatan 1 dan 2 menutupi depan kelas dengan kain besar dan seksi peralatan 3 dan 4 menyingkirkan bangku dan kursi ke arah dekat meja guru)
Keadaan hening. Sebuah kelas yang terletak di ujung sekolah sudah seperti kota setan. Terdapat seorang guru dengan tampangnya yang sinis dan mencekam dan juga murid-murid yang terdiam karena tahu kalau guru tersebut galaknya nauzubillah.
Mia                    : (memasuki ruangan kelas dengan santainya)
Bu Yoppie       : (Memukul-pukul penggaris ke tangannya)
Mia                    : (mengacuhkan Bu Yoppie dan duduk dengan santainya)
Bu Yoppie       : (Dengan suara yang melengking dan kencang sekali) MIAAAA!!!!
Mia                    : (tetap cuekin Bu Yoppie dan mengeluarkan discman dari tasnya)
Bu Yoppie       : (nada kesal) MIAAA!! DIRI KAMU!
Mia                    : (Memegang tenggorokannya lalu mengambil minuman yang dibawanya dari dalam tas lalu meminumnya)
Bu Yoppie       : (suaranya lebih melengking dan keras daripada yang tadi) MIAAAA!!! (memukul penggaris ke arah meja)
Mia                    : (kaget dan menyemburkan minuman yang ada di mulutnya)
Bu Yoppie       : (tampangnya kesal dan tangan mengepal) sini kamu! (narik tangan Mia dan membawanya keluar)
Murid-murid    : (Terdiam)
(Seksi P.1 dan 2 menutupi depan kelas dan Seksi 3 dan 4 menyiapkan meja dan bangku tadi menghadap ke arah murid-murid 97)

Di sebuah ruangan kepala sekolah telah terisi tiga makhluk. Makhluk hidup pertama ialah kepala sekolah yang gila uang, makhluk hidup kedua ialah Bu Guru yang mirip macan mengamuk, dan makhluk hidup ketiga ialah seorang murid yang cuek, jutek, sombong, dan tidak punya tata krama ataupun sopan santun sama sekali. Hari sudah mulai siang, perdebatanpun dimulai.
Pak KepSek     : (Kibas-kibasin uang)
Bu Yoppie       : (dengan tampang marah) Pak! Murid ini telah membuat saya basah!! Hukum dia seberat-beratnya!
Mia                    : Eh kuntet, nyadar dong! Loe tuh belagu banget mau hukum gue! Yang ada, pasti kepala sekolah yang drop out loe!!
Pak KepSek     : (Menghentikan kibasan uangnya) Bu, tenang dulu. Dia adalah donatur paling besar di sekolah ini!
Bu Yoppie       : (Wajah yang semakin marah) Anak tidak tahu sopan santun ini masih anda bela? (nada suara makin meninggi) Di mana kebijaksanaan bapak?
Pak KepSek     : (Mengibaskan uangnya lagi sebagai pengganti kipas) Hmm, saya sih lebih mementingkan para donatur.
Bu Yoppie       : (terbata-bata) ta....tapi pak!
Pak KepSek     : Seperti yang anak ini bilang, lebih baik saya mendrop out anda dibandingkan mendrop out donatur terbesar di sekolah ini.
Bu Yoppie       : Huh!! (pergi meninggalkan ruangan sambil menghentakkan kaki)
Pak KepSek     : Kamu masih tetap mentransfer uang untuk kebutuhan sekolah kan?
Mia                    : Eh, item. Udah jelek, item, hidup lagi! Mata duitan banget sih loe! Tenang, tetap gue transfer kok. (langsung pergi menuju kelasnya)
Pak KepSek     : (sesudah Mia pergi baru ngomong) kalau kamu bukan donatur terbesar, tidak mungkin saya berbuat baik sama kamu. Cih!
(seksi 1 dan 2 menutupi depan kelas, seksi 3 dan 4 menyingkirkan meja dan menambah kursinya satu lagi)
Beberapa menit kemudian, sekolah tersebut memulai istirahat pertamanya. Suasana mentari yang menyengat di seluruh murid yang berada di luar kelas semakin merasa dan merata. Mia yang baru keluar dari ruang kepala sekolah menjadi buah bibir semua murid di sekolah tersebut.
Mia                    : (duduk di sebuah kursi (ceritanya kursi kantin))
Murid 1             : (berbisik) eh, liat tuh si Mia. Berani banget ya sama guru! Aku aja nggak sampai segitunya loh!
Murid 2             :  Kita jangan dekat-dekat dengan dia! Nanti kena ampasnya lagi!
Murid 1             : Ya sudah, ayo kita pergi!
Mia                    : (Melirik ke arah murid 1 dan 2)
Shibura             : (datang dari arah pintu kelas lalu duduk dekat Mia)
Mia                    : (mengganti posisi duduk dan cuek terhadap kehadiran shibura)
Shibura             : Hai Mia!
Mia                    : (Tetap cuek)
Shibura             : (dengan senyum) kok kamu sendiri sih? Aku temani ya!
(suasana hening, shibura tetap menatap Mia)
Mia                    : (merasa risih) Eh, cewek aneh! Udah mampus aja sana! Loe gak pantes dekat-dekat gue!
Shibura             : (wajah sedikit cemberut) Mia, aku minta kamu untuk belajar menjadi anak yang sopan. Walaupun hanya sedikit saja.
Mia                    : Ketua kelas gila! (pergi meninggalkan Shibura dan pergi keluar kelas)
Shibura             : (Menghembuskan nafas)
Murid 1             : (memasuki kelas dan bertemu dengan shibura)
Shibura             : Hei kamu!
Murid 1             : Saya?
Shibura             : Iya kamu, (menghampiri murid 1) aku minta tolong untuk menyuruh teman-teman di kelas kita untuk merubah sifat mereka menjadi mirip seperti Mia!
Murid 1             : Oke deh! Siiipp!!
(shibura dan murid 1 pergi keluar kelas)
(seksi 1 dan 2 menutupi depan kelas, seksi 3 dan 4 memindahkan bangku tadi)

Sebuah kelas yang sudah dipenuhi murid sedang heboh-hebohnya. Tetapi kelas itu kekurangan satu murid saja. Yaitu Mia. Suasana yang ribut karena tidak ada guru membuat bingung Shibura, sang ketua kelas. Matahari yang terikpun terasa menyengat di antara kaca kelasnya.
(Mia dan Shibura duduknya bersebrangan, Murid 1, 2, dan 3 duduk di berpenceran. Murid ke 2 duduk di agak kebelakang)
Mia                    : (duduk di bangkunya dan mulai mencari-cari discman kepunyaanya) Heee?? Mana discman gue!! (terlihat mulai panik)
Shibura             : (sibuk dengan tugasnya)
Mia                    : (menuduh ke arah Shibura) Loe ngumpetin ya? Dasar BaPet Loe!!
Shibura             : (tetap sibuk dengan pekerjaannya)
Mia                    : (mulai marah) Eh, cewek gila! Jawab pertanyaan gue!
Shibura             : (tetap sibuk)
Mia                    : (membuang ludah ke meja Shibura (boongan) dan memukul mejanya) BANGSAT! Cepat jawab!!
Shibura             : (tetap sibuk dan mengacuhkan Mia)
Mia                    : (makin marah dan suaranya agak dibesarkan) Eh, pengecut! Jawab!
Shibura             : (menatap Mia) Maaf, kamu siapa ya?
Mia                    : (beneran marah) Uuugh!! (menunjuk ke murid 2) Eh, Babu gue! Hajar Shibura biar dai kenal sama gue!
Murid ke 2       : Gue?
Mia                    : Iya, siapa lagi yang tampangnya kayak babu gitu!
Murid ke 2       : Eh, loe kalau ngomong jaga mulut loe ya! Loe yang Babu!! (lebih meninggi) Banci!
Mia                    : (suara lantang) Eh, kenapa sih loe semua! Udah gak takut sama gue lagi? (nadanya makin meninggi) HAH??
Semua              : (kecuali Mia) Ia, emang kenapa?
Mia                    : Ka... Kalian! Babi loe semua! (langsung lari keluar)
Shibura             : (mengejar Mia)
(kelas jadi heboh)
(semua murid ke luar kelas)

Lab IPA yang sunyi sehingga tercium ramuan-ramuan obat dan terpampang  di setiap sudut ruangan bagan-bagan organ tubuh, tiba-tiba ricuh dengan kedatangan Mia. Hari itu ialah hari terburuknya. Keadaan hening, Mia bersandar dekat salah satu meja di Lab IPA.
Mia                    : (memukul meja sekeras-kerasnya dan bersuara besar meninggi) Arrrgghh!! Bangkai semua! Udah berani lawan gue rupanya!
Shibura             : (terengah-engah dan tiba-tiba datang dari pintu) Bukan begitu! (mengambil nafas) Kami ingin kamu bisa bertindak lebih sopan! Kita bukannya tidak mau berteman denganmu atau menurutimu! Tapi sikapmu yang membuat kita ogah mendekatimu!
Mia                    : Mak lampir! Bacot loe jaga ya! Jangan sok alim deh loe!
Shibura             : (menatap Mia) Aku serius!
Mia                    : Cih! (meninggalkan Shibura dan pergi keluar kelas)
Shibura             : Mia, Mia! Dengarkan aku! MIA!! (mencoba mencegat Mia dan mengejarnya)

Sesampainya di jalan raya sekolahan,
Mia                    : (duluan masuk kelas)
Shibura             : (mengejar) Mia tunggu!
Mia                    : Udah mampus aja loe sana! Loe gak pantas hidup tau!
Shibura             : Mia! Tung...
Mia                    : (menyebrang)
Shibura             : MIA AWAS!!
Mia                    : (melihat ke arah siswa siswi kelas 97 dan ekspresi terkejut)

Banyak sekali orang berlalu lalang di sekitar kawasan rumah sakit, yang dekat dengan sekolahan Mia. Tiga orang penjenguk yang berasal dari sekolah yang sama ingin menjenguk seseorang yang terkena kecelakaan.
Murid 3             : (memulai percakapan dari luar ruangan) Ini semua salah kamu! Kalau misalkan kamu tidak menerlibatkan Shibura, maka tidak terjadi hal seperti ini!
Murid 2             : Ini semua salah kamu!
Murid 3             : Ternyata kamu memang gak pantas untuk didekati! Kamu pembawa sial dari kami semua!
Murid 2             : Jujur, aku sangat kesal sama kamu!
Murid 3             : (Murid 3,2, dan Mia mulai masuk ke kelas) Seharusnya kamu berusaha buat menolong Shibura, eh malah dia yang kena! Lebih baik kamu yang kena sekalian!
Mia                    : (Kesal dan mengepal tangannya ke kerah baju Murid 3) Eh, Bacot loe jaga ya!
Murid 2             : Kamu seharusnya jaga mulut kamu! Ucapkanlah kata-kata yang sopan! Bukannya malah mengutuk seseorang!
Mia                    : (mengendorkan kepalannya) Ia!! Ia!! Gue salah, gue ngaku gue salah! Fine! Loe senang kan? PUAS?
Dokter              : (masuk dari pintu kelas dengan tampang sedih dan prihatin)
(Murid 2 dan 3 langsung ke arah dokter)
Murid 2             : Dok, bagaimana keadaan Shibura?
Dokter              : (menggelengkan kepala dengan perlahan)
Mia                    : (Menatap dokternya dari jauh)
Dokter              : Buruk sekali! Harapan hidupnya hanya 32%. Luka yang anak ini alami yaitu retakan di bagian tempurung kepala, terjadi pendarahan hebat, tangan kiri dan kaki kanan patah. Walaupun dia berhasil hidup, yang ada dia hanya bertahan beberapa minggu saja.
Murid 1,2,dktr : (Pura-pura mengobrol)
Mia                    : (melihat ke arah murid-murid 97) Shibura... (matanya mulai berlinang air mata) Maafkan aku... (diusap kembali air matanya)
Murid 2             : (menuju ke arah Mia) Mia, ayo kita pulang! Kata dokter kita tidak bisa menjenguknya sekarang.
Mia, murid1,2,dktr  : (Pergi keluar kelas)
(seksi 1 dan 2 menutupi depan kelas dan seksi 3 dan 4 menyiapkan meja dan menyuruh Evi tidur di meja itu lalu diselimuti selimut)

Sebulan telah berlalu, sikap Mia tetap tidak berubah. Ia tetap tidak sopan dan selalu melanggar tata krama. Hari itu cuacanya sedikit mendung. Shibura-pun masih dirawat di rumah sakit. Semenjak Shibura ada di rumah sakit, Mia mulai menganggap Shibura sebagai satu-satunya teman terbaik yang dia punya. Hari ini rencananya Mia akan menjenguk Shibura yang ada di rumah sakit. Bunga sudah dipersiapkannya. Di ruang ICU, hanya terdengar suara mesin pendetak jantung.
Shibura             : (tiduran di meja)
Mia                    : (Datang dari pintu kelas sambil membawa bunga lalu menghampiri Shibura) Eh putri tidur! Nih gue bawa oleh-oleh biar loe senang!
Shibura             : (Tetap diam)
Mia                    :  (nada sedikit sinis) Enak banget ya, loe gak masuk sebulan. Beralasan sakit lagi! Udah kayak kebo kurang makan! (tertawa kecil)
Shibura             : (menggerakkan tangannya pelan-pelan dan coba memegang tangan Mia suaranya-pun kecil dan terbata-bata) Mi... Mia....
Mia                    : (Terkejut)
Shibura             : (suara masih kecil dan terbata-bata) Ka... kamu je...jenguk aku?
Mia                    : (Menggaruk kepala yang gak gatal) Yaah, loe liat aja sendiri. Ngapai gue kesini kalau bukan buat ngejenguk loe?
Shibura             : (tersenyum) Ka...kamu mau ja...jadi so...sopan ya?
Mia                    : Ah loe masih inget aja. Tumben otak loe gak soak!
Shibura             : Aku ka...kangen sama ka...kamu Mia....
Mia                    : (tersipu malu) Ahhh, loe ini. Jangan bikin gue ge-er deh. (hening sejenak) Gue senang loe udah bangkit lagi... hahaha! Gue kira loe udah ko-it!
Shibura             : (Tersenyum)
Mia                    : Ih, kenapa loe senyum-senyum gak jelas gitu! Emang loe tuh dari dulu gak waras! Perlu pemeriksaan dokter nih kayaknya.
Shibura             : A...aku senang kamu bi...bisa ter...tertawa...., se...selama ini aku ti...tidak pernah melihat ka...kamu tertawa.
Mia                    : Ah, monyet aja sering liat gue ketawa. Masa gorila belum pernah?
(Hening)
Shibura             : Mia, kalau mi...misalnya aku udah ke a...alam sana, ka...kamu mau janji sa...sama aku kan?
Mia                    : Apaan sih? Janji, janji... (suara makin keras) gak jelas banget sih. Mau mati kok bilang-bilang.
Shibura             : Po...pokoknya kamu janji sa...sama aku. Ka..kamu harus jadi le...lebih sopan ya.
Mia                    : Liat aja nanti.
Shibura             : A...aku ha..haus
Mia                    : Bentar, gue ambil dulu (sambil berjalan menuju meja depan yang ada gelas dan hampir mau memegang gelas tersebut)
(seksi 1 membunyikan backsound suara piiip yang panjang dari HP)
Mia                    : (menoleh ke arah Shibura sejenak lalu berlari mendekatinya) Ra, loe bercanda kan? (sambil menepuk-tepuk pipi)
Shibura             : (Diam)
Mia                    : Shibura!! Woi! Sadar! Gue gak bercanda nih, loe cuma bohongan kan?
Shibura             : (Diam)
Mia                    : Shibura!! (mulai berusaha keluarin air mata) Please! Jangan tinggalin gue!
Shibura             : (Diam)
Mia                    : Shibura!! (sambil berteriak) SHIBURAA!!! BANGUN!! (mengguncangkan tubuh Shibura dan wajah harus sudah banjr air mata)
Shibura             : (diam)
Mia                    : SHIBURAAA!!! (Menunduk ke badannya Shibura) Jangan tinggalin gue!! Gue mohon!!
Shibura             : (tetap diam)
Mia                    : (Menutup wajah Shibura dengan selimut lalu air mata lebih deras habis itu lari sekencang-kencangnya keluar kelas)

Sebulan sudah berlalu sejak kejadian itu. Keadaan sekolahan yang tadi dihadiri hawa tidak mengenakkan kini sudah mulai reda. Mia yang dahulu ditakuti hampir seisi sekolahan sekarang sudah mulai berubah. Pagi hari yang cerah sekarang diwarnai banyak sekali keceriaan di wajah Mia.
Ibu Mia            : Mia, cepat pergi ke sekolah! Waktu adalah ilmu loh!
Mia                    : (Berlari dari arah pintu ke Ibu Mia dan mencium pipi Ibunya) Iya mama, aku baru mau berangkat ke sekolah.
Ibu Mia            : Iya...iya... jangan pulang lama-lama ya..
Mia                    : oke deh! (lari ke arah luar pintu)
Ibu Mia            : (Pergi ke luar pintu juga)

Di sekolah, semua orang juga masih belum percaya kalau Mia sudah mulai berubah. Suasana masih tegang ketika Mia masuk ke sekolahan.
Mia                    : (Masuk ke dalam kelas)
Murid 1             : (ada di dekat ibu guru dan jalan menghampiri Mia)
Mia                    : Hai Giyan!
Murid 1             : (sambil sedikit gugup) Ha...hai Mia (langsung bingung melihat sikap Mia)
Murid 3             : (membawa buku yang banyak banget terus menyenggol Mia) Aduuuhh... (terjatuh lalu agak takut melihat Mia)
Mia                    : (mengambil buku yang tadi jatuh terus mengangkat murid 3) Ini bukunya, bawanya hati-hati ya..
Murid 3             : I...iya (lalu bingung sendiri habis itu pergi ke luar kelas mengajak murid 1 yang masih bingung)
Mia                    : (menuju ke bangku yang ada murid 2nya) Dew, aku boleh duduk di samping kamu gak?
Murid 2             : Oh... boleh kok, lagipula gak ada yang melarang kan?
Mia                    : Terima kasih.
Bu Yoppie       : (Memasuki ruang kelas) Ayo anak-anak siapkan alat tulis, kita akan memulai ulangan.
Semua murid  : (serentak) Hah ulangan?
Bu Yoppie       : Kenapa? Kalian protes
Semua murid  : Gak kok bu! (siap-siap menyiapkan alat tulis)
Bu Yoppie       : (membagi-bagikan kertas)
Pak KepSek     : (memasuki kelas dan pura-pura berbisik ke Bu Yoppie dan ke depan kelas) Baik anak-anak karena sekarang akan diadakan rapat guru, kita akan memulangkan para murid sekalian.
Semua Murid  : (serentak) Kita? Loe aja kali gue nggak!
Bu Yoppie       : (Sambil marah) Eh, tidak sopan! Siapa yang begitu, hah?
Pak KepSek     : (nada tenang dan tersenyum) Slow down baby, take in easy just let it flow. Come on, mereka kan masih anak-anak. Just kidding baby!
Semua murid  : (serentak) Cieee... baby gitu loh!
Bu Yoppie       : Huh! Sebel!
Semua murid  : (Tertawa)
Pak KepSek     : Loh, kok masih disini? Sudah kalian pulang. Kan nanti ada rapat guru.
Semua murid  : (Merapihkan alat tulis berlarian keluar kelas) Yey! Gak jadi ulangan!
Bu Yoppie       : Awas kalian besok! Ulangan tetap dilaksanakan! (pergi keluar kelas bersama Pak Kepala Sekolah)
(seksi peralatan 1dan 2 menyiapkan kain yang besar dan menutupi depan kelas sedangkan seksi peralatan ke 3 menyiapkan background yang mirip dengan kuburan dan batu lisannya tertulis nama “Shibura”)

Di sebuah kuburan yang di salah satu batu nisannya tertulis nama “Shibura bintitan” eh salah maksudnya “Shibura” saja, terlihat seperti tersenyum. Mia yang tadi tidak jadi ulangan dadakan merasa senang dan happy banget. Apalagi setiap hari Mia selalu berkunjung ke kuburan Shibura, sahabat baiknya. Mungkin dahulu Mia selalu berbuat tidak sopan karena ayahnya yang kecelakaan.
Mia                    : (memasuki ruang kelas dan mendekati replika kuburan Shibura) Halo Shibura! Apa kabarnya kamu di alam sana?
Mia                    : Aku disini baik-baik saja.
Mia                    : Aduuuh Ra, kalau kamu ada di sini, tadi kamu bakal ketawa terbahak-bahak deh! Masa Bu Yoppie digodain Pak Kepala Sekolah? Hahahaha...
Mia                    : Sesuai janji dari kamu Ra, aku sekarang sudah berubah. Aku merasakan baget perubahan itu. Aku senang jadi diriku yang sekarang. Ternyata kamu benar Ra, Sopan santun sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berkat kamu, aku jadi mengalami perubahan ke arah yang lebih baik! (tersenyum) Terima kasih ya Ra!

Ternyata, Mia yang dahulu sangat dibenci dan tidak disukai teman-temannya telah berubah. Sekarang ia semakin sopan, rajin, dan bahkan banyak orang yang menyukai sifatnya itu. Maka dari itu, tata krama dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari sangat penting untuk diterapkan. Kita juga tidak boleh asal bicara kepada orang lain dan menyumpah-sumpahkan orang lain. Jikalau kejadian, ‘apa kata dunia?’ <- (sambil bergaya)
                          
Semua tokoh : (serentak) Jangan gila dong!
Narrator           : Udah deh sekian dari kita semua...
Semua tokoh : (serentak) Kita? Loe aja kali gue nggak!
Narrator           : Aduh, gue salah mulu!! Ya udah deh, kalau kita semua...
Semua tokoh : Kita? Loe aja kali gue nggak!
Narrator           : Halaaahh!! Pening aku! Iya, deh. Kalau kami ada salah kata mohon maaf ya...