Ketiga ö
Sakura, Kevin, Jason, dan Syarin sedang berbelanja bahan pokok di pasar Geufinia. Disana banyak sekali orang berbondong-bondong untuk mendapatkan sayuran ataupun bahan makanan untuk dimasak bersama keluarga. Sakura, Kevin, Jason, dan Syarin sudah menyamar seperti orang biasa.
Sakura memilih-milih barang yang akan di beli. Sebenarnya Sakura tidak ahli dalam hal itu, tapi untungnya ada kertas belanjaan. Sedangkan Kevin sedang menggendong Syarin dan Jason sedang asyik bercanda dengan Syarin. Walaupun suasana padat-padatan tapi mereka masih tetap punya waktu untuk bercanda.
Ketika sudah selesai berbelanja, mereka jalan-jalan sejenak di pinggir kolam yang berada di pusat kota. Karena kecapaian, mereka beristirahat sejenak disana. Syarin dan Kevin bermain air dan ayunan dekat dengan kolam tersebut.
Sakura duduk tepat di pinggir kolam. Ditaruhnya barang belanjaan di bawah dekat dengan kakinya. Ia menghela nafas.
Jason menghampiri kakak kandungnya ini. Duduklah ia di samping Sakura. Ia menatap Sakura dengan dalam. Ia tahu persis kalau kakanya sedang mengalami masalah serius. Sebab, dia sendiri terjun ke masalah itu bukan? Jason juga menghela nafas. “Kak, kakak mending gak usah mikirin hal seperti ini terus-terusan. Nanti kakak sakit lagi!”
“Tau ah, kakak bingung! Kakak gak tau harus gimana lagi! Kakak tidak tau jalan keluarnya agar kita bisa kembali ke tempat kita lagi!!” Sakura mulai berkaca-kaca. Memang saat-saat inilah Sakura mulai kelihatan cengeng.
“Sudahlah kak, nanti juga ada jalan keluarnya kok! Aku yakin itu. Tapi kakak jangan menyerah. Aku juga punya rasa yang sama seperti kakak! Toh, aku juga terjebak di sini kan?”
“Tapi, How we can go out from here?? Are you have a conclusion?” kata Sakura dengan nada hopeless.
“Nope, Big Sist...” Jason mengatakannya dengan sangat berat.
Sakura memegang kepalanya, dia merasa sangat bersalah. Dia pikir, dia yang menyebabkan ini semua terjadi. Padahal belum tentu itu benar. Ia terus memikirkannya. Dia takut tidak bisa balik ke dunianya yang asli. Dan juga...
“Aku kangen sama Orang Tua kita Jes,” Sakura menatap Jason dengan tatapan memelas.
“Sama, aku juga. Tapi jujur nih kak, aku sudah lupa dengan wajah mereka. Walaupun masih terlihat samar-samar.” Jason menjelaskan.
“Di mana sebenarnya mereka? Mereka hanya mengirimkan kita surat setiap tahunnya. Sedangkan, menelepon kita jarang sekali.”
Jason menggeleng. “Ya sudah deh, kita balik ke istana saja yuk! Nanti di cariin ratu Cecille loh!”
“Yuk!” Sakura menyetujui.
Jason memanggil Kevin yang masih asyik bermain dengan Syarin. Setibanya di Istana, Sakura langsung menuju ke arah dapur. Soalnya kan mau memberikan hasil belanjaan. Jason menuju kamarnya dan Kevin mengantar Syarin ke Ratu Cecille.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar