Wajahnya menampakkan wajah yang sangat gelisah. “Sakura, Kevin, kalo loe pada pengen selamat, lari secepatnya. Ok?”
“Memangnya ada apa Jas?” Sakura menambahkan.
“Sudah, lari saja. Ikut gue.” Tangan Sakura ditarik oleh Jason. Kevin yang tak tahu apa-apa langsung menggendong Syarin dan ikut lari mengejar Sakura dan Jason.
###
Teh panas yang di seduhkan oleh Syarin seperti menghangatkan suasana. Sekarang mereka ada di kedai teh dekat dengan istana. Kevin masih tersengal-sengal karena tadi mengejar Sakura dan Jason sambil menggendong Syarin. Jason menggaruk-garuk kepalanya yang gak gatal sama sekali.
“Syar, makasih ya sudah diseduhin.” Sakura memuji Syarin dengan tulus.
“Iya kak, sama-sama”
“Haaahh, haah, Jas, loe kenapa dikejar-kejar kayak gitu. Gue hampir seperempat mati tau gak! Gila, mana larinya jauh gue gendong Syarin lagi!”
“Syarin? Ohh, jadi nama anak ini Syarin?” Jason mengusap kepala Syarin. Syarin hanya tersenyum malu.
“Iya Jas, dia putri kerajaan di negara ini.” Sakura menambahkan.
“Hallo Princess! You’re so cute and pretty! Hehehe...” Jason menyubit pipi Syarin dengan perlahan. Syarin semakin tersipu malu.
“Jas, inget Astrid. Loe kesini jangan langsung jadi fedofil gitu dong!” Kevin langsung meminum teh yang tadi diseduh oleh Syarin.
“Iya, iya... Gue tau. Lagian, gue juga belum ketemu sama yayang gue. Kangen! Hehehe”
“Tapi kenapa loe dikejar-kejar?” Kevin mengulang pertanyaannya kembali.
“Sebenarnya ini gak sengaja sih. Tiba-tiba saja saat gue buka mata gue, gue ada di kolam mandi air hangat cewek! Ya jelas aja gue jadi kelabakan. Mana baju gue jadi basah semua lagi! Sekarang sih udah kering. Mungkin karena tadi gue lari-lari kali. Yaudah, ketahuan deh gue di situ. Di kirain mereka, gue mau ngintip tuh cewek pada mandi!”
“Wah, loe ngeliat gak? Gimana? Badannya bohai gak?” Kevin mulai bersemangat.
“Ya gak lah, gue gak liat. Loe pengennya, tapi suer gue gak liat! Saat gue ketahuan, jelaslah gue lari. Eh malah di kejar-kejar bapak-bapak gak jelas. Ya pastinya gue lari makin terbirit-birit. Terus di perjalanan, gue ketemu loe-loe pada.”
“Hahaha, loe di kejar-kejar sama bapak-bapak? Ngamuk kale istrinya di intipin cowok gombal kayak loe!” Sakura menahan ketawanya supaya dia gak ngakak. Habisnya kalau ngakak nanti dilihatin sama pelanggan kedai tersebut! Kan berabe jadinya. “Syar, kira-kira kak Jason bisa menginap di istana nggak?”
Syarin tersenyum dengan lebar. “Pastinya dong kak! Kamar kosong di istana masih banyak banget! Tapi gak terbuka untuk umum sih. Tapi Syarin usahain kok! Nanti Syarin mohon-mohon sama mama deh!” jelas Syarin.
“Makasih ya adik manis!” Jason mengusap-usap kepala Syarin dengan perlahan.
Syarin tersenyum sambil menatap Jason dengan tatapannya yang lugu.
###
Sinar rembulan menerangi kamar Kevin yang sangat sepi. Entah kenapa malam ini Kevin gak bisa tidur sama-sekali. Di bukanya kaos yang sekarang sedang dipakai. Habisnya gerah sih!
Badannya yang termasuk ‘proposional’ ini kelihatan secara jelas. Ia duduk di jendela kamarnya yang sedari tadi tak pernah ia tutup. Di lihatnya pemandangan istana yang hijau membentang. Jason juga sudah diperbolehkan Ratu Cecille untuk menginap di istana. Mungkin pertamanya diinterogasi dulu seperti Sakura dan Kevin.
Wajah Kevin yang termasuk dalam katagori ‘pujaan cewek’ ini termenung dan menghela nafas berkali-kali.
“KYAAAA!!!” Pintu kamar yang tiba-tiba terbuka dihuni oleh seorang cewek berambut panjang dan imut ini. Cewek tersebut menutup matanya dengan kedua tangannya.
“Ngapain loe ke kamar gue?” Kevin menghampiri cewek tersebut.
“Stop, stop, stop!! Jangan mendekat! Pakai baju loe dulu baru gue masuk!” cewek itu menjelaskan.
“Nggak ah, gerah! Kenapa loe gak berani ngeliat badan gue? Toh badan keren kayak gini pasti banyak di puja-puja cewek.”
“Iiih amit-amit deh!”
“Ya udah, loe mau masuk atau nggak? Kalau loe tetap di pintu kayak gitu ntar gue cium loh!” Kevin membuka kedua tangan cewek tersebut.
Wajah Kevin yang cute dan keren itu tepat di depan wajah cewek berambut panjang tersebut. Spontanitas cewek itu langsung mundur jauh kebelakang. Jantungnya sempat berdebar kencang.
“Ra, loe mau masuk atau nggak? Loe Cuma buang-buang waktu tau nggak!” Kevin menambahkan.
“Iya, iya!” Sakura masuk ke dalam kamar Kevin dengan hentakan kaki yang kencang.
Kevin nggak menutup pintunya, karena takutnya ada yang berfikir macam-macam. “Ada urusan apa loe ke kamar gue?” Kevin membuka percakapan.
“Gue bingung Vin,”
“Kenapa harus bingung?” Kevin menatap wajah Sakura. Suasana hening sejenak. “Kan ada gue!” tambahnya.
Badan Kevin di pukul pelan sama Sakura. “Impossible banget loe bisa nyelesain masalah ini!”
Kevin tertawa kecil “Iya, iya, ampun Ra!” Sakura menghentikan pukulannya ke arah Kevin. “Ra,”
“Heemmm?? Ada apa?”
“Loe cantik juga ya,”
“HAAAAH?? APA LOE BILANG?”
Kevin langsung menutup mulutnya. Wajahnya berubah dan matanya nggak berani menatap wajah Sakura sekarang ini. “Nggak, loe belekan tuh!”
“Mana?” Sakura mengusap-usap matanya. “Nggak ada juga! Coba ulangi kata-kata tadi? Gue nggak denger jelas?”
“Dibilang nggak ada apa-apa. Tadi gue salah ngomong!”
“Oooh, gue kira loe tadi bilang gue cantik. Kalau cantik sih, so pasti!”
“Wajah kayak Mak Lampir gitu di bilang cantik. Tadi gue mau bilang, Ratu Cecille itu cantik juga ya. Eh, gue salah ngomong.”
“Oooh,” suasana hening sejenak. “Loe nggak ngantuk? Udah jam berapa ya sekarang?”
“Sekitar jam dua-an. Loe sendiri? Kok nggak ngantuk?”
“Tau nih, gara-gara masalah ini gue jadi susah tidur.”
“Jawaban gue persis kayak loe.”
“Yaudah deh, loe gak bisa kasih nasehat yang baik nih! Gue kirain loe bisa jadi filsafat dan memberikan solusi yang baik dan benar tentang masalah ini. Ternyata loe malah ngajak bercanda.” Sakura pergi ke pintu dan berbalik badan “Met bobo ya” langkahnya makin mantap menuju kamarnya sendiri.
Kevin tertawa sinis. Ia menutup pintu kamarnya dan merebahkan dirinya ke kasur istana. Berkali-kali dia mencoba menutup mata tapi tetap saja ia tak bisa tidur. Dari arah luar kamar terdengar suara gegabah gegubuh. Kevin penasaran dan ingin melihat sedang terjadi apa di sana. Ia bangun dan menuju keluar. Di lewatinya kamar Jason, masih terdengar sepi berarti dia masih tertidur pulas.
Lalu melewati kamar Sakura, sudah sepi juga berarti Sakura juga sudah tertidur. Kevin yang masih setengah telanjang sangat penasaran dengan suara gegabah gegubuh yang berada sekitar di bagian taman istana. Memang sih suaranya nggak terlalu besar tapi membuat Kevin jadi makin penasaran.
Sesampainya di taman istana, ia melihat sekelompok cowok memakai baju serba hitam. Gerak-gerik kelompok tersebut membuat Kevin curiga. Di hampirinya kelompok tersebut, tapi dengan hati-hati agar tidak ketahuan mereka. Diintipnya kelompok tersebut. Ternyata Syarin ada dengan kelompok aneh itu. Syarin memberontak, mulutnya di tutup, tangannya diikat, dan dia di gendong oleh salah satu penjahat -sepertinya- itu.
Gerakan reflek, Kevin langsung menghampiri kelompok itu untuk menyelamatkan Syarin. Suara gegubuh di taman istana membangunkan penjaga gerbang yang sedang asyik tidur.
Ia langsung bangun dan membawa pedangnya, menuju ke arah suara berisik yang berada di taman istana. Sang penjaga akhirnya membantu Kevin untuk menyerang penyusup yang masuk ke dalam istana. Bahkan sampai ingin menculik Syarin!
###
“Ada apa ini ribut-ribut?” Ratu Cecille tiba-tiba muncul dari arah pintu bersama dengan dayang-dayang kepercayaannya. Kevin mengusap keringat, Syarin berada di pelukan salah satu penjaga gerbang karena saking shock terhadap kejadian tadi, dan sekelompok penyusup itu sedang diikat dan tidak bisa memberontak. “Siapa mereka ini?” Ratu Cecille menambahkan sambil menunjuk ke arah sekelompok penyusup itu.
“Ratu, mereka adalah penyusup yang tadi sempat kami tahan ketika ingin menyerang putri Syarin.” salah satu penjaga memberikan laporan. Sang Ratu menghampiri komplotan penyusup itu. Di cermatinya wajah penyusup itu satu persatu.
“Dari mana kalian?” tanyanya ketus. Sekelompok penyusup itu tidak memberikan jawaban. “DARI MANA KALIAN?” Sang Ratu mulai keras terhadap penyusup itu.
Sang penjaga menodorkan pedang kearah leher salah satu penyusup itu. Sekelompok penyusup mulai gundah. “Walaupun kami akan mati sekalipun, kami tidak akan memberitahu darimana usul kami!” salah satu penyusup mulai membuka mulut.
“Saya tahu kalian dari mana! Pasti dari benua Gondwana kan?” Sang ratu mulai marah. Tatapannya sangat tajam dan penuh amarah. Para penyusup itu semakin gelisah. Kebohongannya tidak akan bisa tertutupi.
Ratu Cecille sangat marah, sikapnya tidak lagi seperti ratu Cecille yang seperti biasanya. “Pengawal! Cepat penjarakan mereka! Kalau perlu hukum mereka seberat-beratnya!”
“BAIK!” Jawab pengawal dengan serentak.
Sebenarnya, konflik apa yang terjadi di antara benua ini? Apa ada hubungannya dengan buku yang Sakura ambil waktu itu? Batin Kevin mulai bertanya-tanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar