Kamis, 01 April 2010

BUNGA SAKURA UNTUK SAKURA PART 1 [novel gagal gw]

Pertama ö

Ma… kapan ya, kita bisa bertemu…” kata Sakura dengan sedihnya.
“Nanti, saat tugas mama dan papa selesai…”
“Ta... Tapi Ma...”
KRIIIINGGG!!!! Jam weker Sakura berbunyi dengan kencangnya. Sakura yang tak terbiasa cepat bangunnya, sekarang kebalikannya. Sakura langsung terkejut dan bangun.
“Ma!!” teriaknya sambil dengan tampangnya yang kaget.
Bi Minah yang tadinya berniat untuk membangunkan Sakura kaget mendengarkan teriakkan Sakura. Didekatinyalah Sakura dengan tampang yang heran.
“Non Sakura gak kenapa-kenapa kan?? Non mengigau ya?”
Sakura menengok ke arah Bi Minah “Bi, Mama sama Papa udah pulang belum?”
Bi Minah menggeleng. Sakura adalah anak dari pemilik perusahaan terkenal. Sekarang ini orang tuanya sering berpindah-pindah tempat. Entah ke luar negeri atau keluar kota. Karena orang tuanya tak mau kegiatan sekolah Sakura terganggu, Sakura ditempat tinggalkan bersama Bi Minah dan Adiknya di Jakarta. Kota terpadat di pulau Jawa.
Adik Sakura bernama Jason. Masih kelas dua SMK, sedangkan Sakura sendiri kelas tiga SMK. Sakura mengambil jurusan Multimedia dan Jason mengambil jurusan Boardcasting. Dengan entengnya ia membawa handuk dan pergi ke kamar mandinya. Untungnya Jason belum bangun dan merebut hak kekuasaannya untuk mandi duluan   -hak kekuasaan? Cape deh…-
Sarapan yang, hmmm baunya wangi dan lezat banget menembus dinding kamar mandinya Sakura. Sakura yang biasanya mandi plus dandannya termasuk paling lama bila di kamar mandi langsung mempercepat kegiatannya. Dipakainya seragam sekolahnya, ups… jangan lupa dasi dan ikat pinggangnya. Dituruninya tangga yang langsung menuju ruang makan itu. Dilihatnya Jason sedang makan-makanan yang sudah disiapkan Bi Minah.
Bi Minah buat sarapannya apa aja nih???” Sakura melirik ke arah meja makan.
“Ini Non, Nasi goreng komplit kesukaan non!”
Sakura yang laper makin laper mendengar perkataan Bi Minah. Diambilnya piring dan teman-temannya.
Makanan yang sedang dimakan Jason sudah hampir habis. “Kak, ntar saat latihan band loe temenin gue ya!”
“Ngapain, kayak anak kecil aja pake temen-temenin segala!” Sakura menyuap makanannya ke arah mulutnya.
“Habisnya… masa gue ditinggal mulu sama loe… akhir-akhirnya gue naik bajaj deh…”
“Yah, kan enak goyang-goyang, hehehe…”
Wajah Jason mulai menunjukkan gak enak. “Pokoknya nanti loe temenin gue main band, yah kalo bisa ikut band gue juga!”
Sakura tersendak. “Band loe??? Iiiihhh, najis tau gak! Ada cowok playboy di band loe, gue gak ikut!”
“Maksud loe, Kevin?” Jason menunjukkan wajahnya yang penuh keheranan. “Dia? Gak kale… dia malah cowok setia, paling gara-gara gossip yang disebar sama Rani kan?”
Sakura mengangguk, “Ya udah, loe cepet mandi sana! Ntar loe ke sekolah tanpa mandi, fans loe pada kabur semua lagi.”
Jason mengangkat bahunya dan menuju kamar mandi yang berada di bawah.
Sakura, cewek yang agak tomboy, periang, dan setia kawan ini memang popular di sekolahnya. Memang sih gak sepopuler adiknya -cuma gara-gara anak band jadi banyak yang fans- tapi Sakura sudah ditinggalkan orang tuanya sejak berumur lima tahun. Sekarang pun foto yang Sakura miliki hanyalah foto waktu orangtuanya masih muda. Dengan tampang yang gak terlalu cantik -tapi manis (emangnya gula?!)- dan badan yang gak terlalu ramping, itulah ciri khasnya.
Pak Warto mendatangi Sakura yang masih makan makanan favoritnya. “Non, mau berangkat sekarang?”
“Tunggu pak, Jason belum selesai mandi tuh!”
“Baik non, tapi dipercepat ya non! Waktunya udah mulai mepet neh!”
Sakura mengangguk dengan pastinya. Makanannyapun dihabiskan dengan cepatnya dan menuju kamar mandi yang sedang dipakai Jason.
Jason, cepat mandinya!! Jangan kayak cewek!! Udah siang neeh!!”
“Iya bentar! Sabar ngapa!!”
“Gue duluan ke mobil ya…”
“Terserah! Yang penting jangan ninggalin gue!!! Gue trauma loe tinggalin waktu itu!!!”
Sakura menahan ketawanya sambil pergi ke mobil kesayangannya, Avanza milik Mamanya. Dimasukinya mobil tersebut.
Dibukanya kumpulan CD miliknya dan adiknya, dipasangnya lagu-lagu Ungu, band favoritnya. Sambil mendengar lagu-lagu tersebut, Sakura memikirkan tentang mimpinya tadi. Mimpi tentang perpisahan Sakura dengan orang tuanya. Ia pun mengenang kembali kejadian waktu dulu.
Tapi semakin diingat, semakin lupa ia terhadap kenangan tersebut. Sakura menarik nafas dalam-dalam, yah agar otaknya gak stress. Jason yang muncul dari pintu depan dan menuju mobil bertampak cool abiz. Bener-bener seperti cowok yang bakal punya fans banyak! Gimana gak, artis-artis yang cakep juga bisa dikalahin oleh Jason. “Sorry telat.” Katanya
“Alaa… Telat, lagian kenapa gak dari tadi loe pake kamar mandi di bawah. Kan beres?”
Pak Warto memasuki mobil tersebut dan menjalankan mesinnya. Mobil itu pun berjalan dengan kecepatan lumayan tinggi ke sekolah mereka berdua. Yah, karena mau telat mau diapain lagi.

#####


KRIIINNNGGG !!! Bel sekolah pun berbunyi, ritual contek menyontek mulai dipercepat. Sakura yang belum mengerjakan PR Mat berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan contekannya tepat waktu. Gimana gak? Guru super killer akan memasuki kelas Sakura dan memeriksa satu persatu PRnya dan bila gak dikerjain bakal kena hukuman mencuci kamar mandi plus nilai dikurangi.
Tinggal di ujung tanduk, sekarang guru yang killer bukan main sudah berada di ambang-ambang pintu. Untung-untungnya gurunya lagi ngobrol dengan guru lain, lumayan lama sih. Jadinya ada kesempatan untuk menyelesaikan PR yang jumlahnya bisa mencapai tujuh lembar buku tulis besar.
Akhirnya PR hasil contekannya selesai juga! Pas sekali gurunya juga masuk.
“Oke anak-anak, sekarang kita mulai dengan rumus yang kemarin kita pelajari.” Kata Bu Desi -guru super killer sesekolah-.
Dengan cara duduk yang sopan banget, pelajaran Mat di kelas ini pun dimulai.
Dengan rumus-rumus yang terlihat bisa membuat kepala pusing, harus dipaksa masuk ke otak. Karena kalau gak pas nanti tiba-tiba ulangan mendadak, gak terlalu kagok.
Jam berjampun dilewati, saat-saat yang ditunggu oleh para murid pun tiba. Tentunya jam istirahat. Keluarnya murid-murid dengan sangat amat gembira. Diserbu pula kantin dengan ramainya.
Tapi, Sakura tak langsung menyerbu kantin tersebut. Ia duduk-duduk di taman sambil melamunkan sesuatu hal. Kevin yang melihat Sakura sedang melamun berencana mengagetkannya dari belakang.
“Hayolo!” Kevin pun mengagetkan Sakura “Lagi lamunin apaan nih?” Kevin yang melihat raut wajah Sakura cuek banget langsung duduk disampingnya.
“Ngapain sih loe? Ganggu pemandangan tau gak!”
“Yee… sewot nih anak.” Keadaan hening sejenak “Loe katanya nanti pengen ngeliat latihan band gangster kan? Mau liat gue ya? Nih, gue ada di samping loe!”
Sakura berbalik dan melihat Kevin. “Ia Kevin yang manis, imut, dan sok keren… gue dipaksa sama adik gue, jadi jangan kege-eran gitu dong!”
Kevin mengangkat bahu. “Who know? Mungkin aja kan? Gak ada loh orang yang gak suka Kevin the Idol!!!”
“Iiiihh, amit-amit cabang bayi deh…! Mending gue nyebur ke laut daripada suka sama orang kayak loe. Playboy lagi!”
“Santai bro! Ntar kalo ke laut, loe malah ketemu kembaran loe lagi, itu loh! Singa laut!”
Sakura dengan tampang marahnya, dan tanpa ampun memukuli Kevin dengan kesalnya. Dari kejauhan -gak jauh-jauh banget sih- ada Jason dengan pacarnya melihat Sakura dan Kevin berantem lagi. Pacarnya Jason adalah temen akrabnya Sakura. Jadinya Jason macarin kakak kelas -Busyet-.
“Say, kenapa sih kakakmu selalu berantem dengan Kevin, coba deh tanya ke kakakmu!” kata Astrid, temannya Sakura plus pacarnya Jason.
“Gak tau deh, mungkin aja Kevin suka sama Sakura tapi Sakuranya gak sadar. Emangnya kenapa sih say, apa urusan kamu sama mereka berdua?”
“Ciee… kamu jelouse ya sama aku!!”
Jason terdiam, “Gak kok, lagipula aku percaya kamu memang suka sama aku kan?”
“Udah deh! Cari topik yang lain!!!”
“Apa sih yang gak bisa buat kamu sayang!”
Merekapun pergi ke kantin bersama. Dasar perkataan gombal!
Kevin dan Sakura yang masih tetap saja berantem -gak berhenti deh sebelum pulang sekolah- membuat heran semua murid di sekolah itu. Bahkan ritual berantem tersebut setiap hari dilakuin mereka.
“Pokoknya kalo loe masih aja gangguin gue, gue gak segan-segan buat loe jadi keripik singkong!”
“Enak donk! Bisa dimakan sama cewek-cewek manis!”
Sakura makin kesal. “Udah ah, gue gak mau ngurusin orang kayak loe!! Playboy cap tikus tau gak!”
“Tikus kan hebat, bisa nyelap-nyelip kemana-mana jadinya gak ada hambatan dong!”
Sakura makin dan makin kesal. “Udah, jangan ikut gue! Loe ke alam loe aja sana! Gue gak ada urusan lagi sama loe!”
Kevin mulai mundur. Astrid menghampiri Sakura yang tampangnya masih masem aja. “Sa, loe masih aja berantem dengan Kevin? Mangnya Kevin salah apa?”
“Ini lagi!” tatapan yang super killer menatap tajam ke arah Astrid. “Trid, Loe tuh gak usah ngebelain cowok ancur kayak Kevin gitu! Ngerti gak??”
“Ooow! Oke, sekarang kita ke kantin yuk! Nenangin loe! Gue traktir kok!”
“Bener nih??”
Astrid mengangguk.
Sesampainya dikantin, Sakura yang menunggu sahabatnya yang lagi memesan minuman, melirik kesana kemari. Tumben Astrid gak bareng bokin-nya, biasanya Jason ada disampingnya, batinnya heran.
Astrid yang menuju meja kantin yang sudah diduduki Sakura membawa minuman fanta merah untuknya dan fanta hijau untuk Sakura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar