Kamis, 01 April 2010

BUNGA SAKURA UNTUK SAKURA PART 9 [novel gagal gw]

“Ahhh, nyebelin deh! Iya aku bangun!” orang misterius itu mulai menampakkan dirinya ke arah Sakura dan Kevin.
Tampaklah sesosok anak kecil yang sepertinya seumuran dengan Syarin dan memakai pakaian yang lusuh. Dia tampak sedikit kumal dan rambutnya acak-acakan. Suasana hening, Syarin tersenyum ke arah orang misterius itu.
“Rin, maksud kamu? Orang ini yang membuat buku itu?” Kevin memecah keheningan.
Tampang anak itu mulai berubah. Lekuk-lekuk wajahnya menunjukkan kalau dia sedang kesal. “Syar, mereka itu siapa sih?” nada anak misterius itu mulai kesal.
“Oooohh, mereka itu yang menemukan buku buatan kamu! Buku legenda itu loh!” Syarin menjawab.
“Mereka?” Anak misterius itu memandang Kevin dan Sakura dari ujung kaki ke ujung kepala “Ogah ah, aku mendingan lanjutin tidur lagi deh...”
“Ta...tapi” bantah Syarin dengan cepat.
“Suruh mereka pulang saja, aku pikir yang menemukannya adalah seorang yang handal dalam hal peperangan. Aku butuh orang kuat, bukan lemah seperti mereka!” Anak misterius itu menyambar ucapan Syarin.
Sakura menampakkan muka marah. Wajahnya memerah dan tangannya mengepal. “Lalu, bagaimana caranya kami bisa kembali ke dunia kami lagi? Walau kami bukan seseorang yang kamu cari-cari, tapi bagaimana dengan aku dan cowok blekok ini?”
Kevin langsung tersendak “Eh, mak lampir! Loe tuh kalo mau bawa-bawa gue yang bagus dong! Misalnya pangeran yang baru turun dari langit, gitu!!”
“Iiihhh, amit-amit cabang bayi gue musti ngakuin loe kayak gitu! Walau di dunia sudah nggak ada cowok lagi dan hanya loe satu-satunya cowok di sini, gue gak bakal sudi deket-deket loe! Phuiiiihh!!”
“Yeee, sama, gue juga gak bakalan mau deket-deket sama loe!!”
“Stoooooppp!!” Syarin mengeluarkan jurus jitunya, “Aku disini buat menyelamatkan kakak-kakak! Tapi kakak malah berantem!!”
“Tapi, anak kecil itu kok malah cuekin kita?” Sakura menimpali ucapan Syarin. Anak misterius yang tadi menyuekin Sakura dan Kevin langsung menghentikan langkahnya. Diputarbalikkan tubuhnya kearah Kevin dan Sakura. “APA? ANAK KECIL KATAMU??”
Anak misterius itu langsung mendekati Kevin dan Sakura. Jari telunjuknya mengacung-acung ke arah Kevin dan Sakura “UMUR AKU UDAH SEMBILAN PULUH DELAPAN TAHUN TAU! SIAPA BILANG AKU ANAK KECIL!” suara cempreng anak kecil keluar dari anak misterius ini. Sakura dan Kevin menelan ludah. Mereka tak menyangka kalau umurnya sudah sebegitu tuanya. Bahkan berlipat-lipat dari umur mereka sebenarnya.

###

Suasana hangat terpancar dari perapian yang berada di samping Sakura dan Kevin. Syarin membawa minuman coklat yang menyengat di hidung, membuat orang yang mencium aromanya langsung ingin cepat-cepat meminumnya. Ditaruhnya minuman tersebut di depan Sakura, Kevin, dan anak misterius itu. Setelah menaruh minuman tersebut, Syarin duduk di samping anak misterius itu. “Nama kalian siapa?”anak misterius itu mulai memecahkan keheningan yang berada di ruang tamu tersebut.
“Aku sakura, dan dia Kevin” Sakura menjelaskan.
“Kalian berasal dari mana?”
Jakarta!” Sakura dan Kevin langsung menjawab berbarengan. Syarin tersenyum “Wah, kalian kompak ya!”
“Gak banget deehh!!” Sakura menimpali.
“Disgusting!” Kevin menambahi.
“Sudah-sudah! Jangan bertengkar! Maksud aku, kamu berasal dari planet apa?” anak misterius itu kemudian mengambil cangkir coklat itu dan meminumnya.
“Bumi” Kevin menjawab. Anak misterius itu mengangguk mengerti. Keadaan hening lagi, “Bumi itu dimana sih?” keadaan hening itu terpecahkan kembali gara-gara anak misterius itu. Kevin menepuk jidatnya.
Susah untuk kami jelaskan! Sepertinya kami berasal dari dunia yang jauh berbeda dari dunia kalian!” Sakura menambahkan.
“Oooh, begitu. Kalian jangan mengejek aku masih anak kecil ya! Namaku Zocalova (dibaca Zokalova), dan ingat! Aku ini cowok bukan cewek!” kata anak misterius itu memperkenalkan diri.
Memang tampangnya mirip seperti anak-anak, bahkan seperti seusia Syarin. Syarin tersenyum. Tatapannya melirik kearah Zocalova dengan sangat dalam. Zoca bingung atas tingkah laku Syarin yang tiba-tiba berubah. Syarin mulai membuka mulut.
“Mbah..., Syarin boleh ikut mereka gak?”
Wajah Zocalova mulai merah padam karena menahan marah “Mbah, Mbah! Jangan panggil Mbah donk! Panggil Kakak sudah cukup! Aku gak se-tua itu tauk!”
Syarin tertawa kecil “Iya deh, tapi boleh kan?”
“Gak!” jawabnya singkat “Itu terlalu berbahaya untuk kamu Syar!”
Sakura dan Kevin kebingungan. Mereka bingung akan hal yang sedang dibicarakan Syarin dan Zocalova.
“Maksud kalian apa sih?” Kevin mulai penasaran. “Jadi kalian belum paham?” Zocalova mulai menciptakan suasana yang tegang.
“Kalian sekarang berada di Benua Laurasia, kota Geufinia. Apapun yang kalian perbuat di dunia kalian menyangkut buku misterius itu, akan terjadi di sini. Itu adalah buku keramat yang sudah ada dari benua ini sebelum benua ini ada, saat masih dalam keadaan satu benua yang bernama Pangaea.”
Sakura mulai mengingat-ingat, “Vin, kayaknya gue pernah denger nama Pangaea deh.” Kevin berpikir sejenak, soalnya dia juga pernah mendengar nama tersebut. “Jangan-jangan yang dimaksud Zoca itu teori Alfred Wegener tahun 1880-1930! Dia pakar meteorologi Jerman yang memukakan pendapat bahwa dahulu Benua hanya satu yaitu Pangaea!” Kevin menjelaskan.
“Maksud kakak apa?” Sekarang giliran Syarin yang bingung terhadap omongan Sakura dan Kevin.
“Ini pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, Geografi. Kami juga diajarkan tentang benua Pangaea. Dahulu benua hanya ada satu yaitu Pangaea dan satu Samudra yaitu Samudra Panthalasa. Tapi karena akibat tenaga endogen yang kemudian memunculkan kedua benua ini, yaitu Benua Gondwana dan Benua Laurasia. Tenaga endogen itu ialah tenaga yang berasal dari dalam bumi seperti halnya gempa.” Kevin menjelaskan perlahan ke Syarin agar ia mengerti.
“Tumben loe pinter Vin, biasanya otak loe loadingnya lama. Pelajaran Geografi-pun jarang dapat nilai tujuh, paling mentok enam koma lima” Sakura heran.
“Hehehe... sekarang udah di permak dong.”
“Jadi kalian dari dunia masa depan? Begitu?” Zoca makin semangat mendengarnya. Matanya berbinar-binar penuh keingintahuan. “Kurang lebih seperti itu” Sakura menjawab.
“Berarti kalian bisa memegang janji untuk menyelamatkan kedua benua ini?” Zoca makin bersemangat.
Kevin heran terhadap ucapan Zoca, “menyelamatkan?”
“Iya! Menyelamatkan Benua Laurasia dari ancaman Gondwana! Dan mengubah benua Gondwana menjadi benua yang indah penuh kedamaian seperti benua ini, agar bisa terhindar dari segala perselisihan.” Zoca menjelaskan.
“Dahulu, Papa sama Mama satu kerajaan. Papa sama Mama punya dua benua yang di pimpin, rakyatnyapun banyak yang makmur dan sejahtera. Tapi gara-gara Papa terhasut oleh omongan benda-benda magisnya, Papa jadi berubah total! Papa memisahkan kerajaan menjadi dua juga dan menduduki masing-masing satu benua. Aku ikut sama mamaku, dan kakakku ikut sama Papaku. Benda-benda magis Papa mulai menghasut papa untuk membuat hal-hal yang jahat, jadinya benua Gondwana dipenuhi oleh penderitaan. Karena rakyatnya sudah terbiasa dengan sikap Papa, mereka mencontohnya. Rakyat di benua Gondwana-pun mulai berubah total menjadi rakyat yang suka dengan kehancuran. Mama khawatir, takut kalau rakyatnya yang ada di Benua Laurasia ini ikut terhasut dengan rakyat yang ada di Benua Gondwana seperti halnya Papa yang terhasut oleh benda magisnya. Syarin rindu banget sama Papa. Syarin ingin ketemu Papa, tapi Mama gak menyetujui. Makanya Syarin ingin ikut sama kakak!” mata Syarin mulai berkaca-kaca. Air matanya mulai berjatuhan melewati kulit pipinya yang putih dan lembut. Pipinya yang tergolong ‘cabi’ ini sudah basah dengan air mata.
Zoca mengelap air mata Syarin dengan bajunya. Hati Sakura tersentuh. Sakura dan Kevin hanya terdiam saja, mereka ingin sekali menyelamatkan Benua Gondwana dari kegelapan. Dan yang paling terpenting, membawa Ayah Syarin kembali ke Isterinya.

###

Derapan langkah sepatu penjaga mulai terdengar. Suara orang sedang sibuk mencari dua orang tahanan yang kabur makin terdengar. Yap, mereka sedang mencari Sakura dan Kevin yang menghilang dari penjara. Apalagi Syarin yang sedari-tadi tidak menampakkan batang hidungnya. Pelayan yang menjaga Syarin juga sibuk mencari, apalagi Ratu Cecillia yang ikut sibuk mencari anak semata wayangnya ini. Beliau takut kalau terjadi hal yang tidak mengenakkan.
Para penduduk diinterograsi satu persatu, tetapi tiada hasil. Ratu Cecillia semakin cemas. Ia mengerahkan semua penjaga bahkan tentara-tentaranya hanya untuk mencari Syarin dan kedua tahanan yang masih belum diketahui asal-usulnya.
Satu jam...
Dua jam...
Tiga jam...
Ratu Cecillia masih belum mendapatkan kabar dari para tentara tersebut. Wajah Ratu Cecillia semakin cemas dan khawatir. Soalnya Ratu Cecillia belum menginterograsi kedua tahanan barunya itu. Apalagi mereka membawa buku keramat negara Geufinia.
Enam jam sudah berlalu, waktupun semakin malam. Sakura dan Kevin menggandeng Syarin menuju ke istananya kembali. Syarin menunjukkan setiap arah yang akan dilalui. Sesampainya di pintu gerbang istana, tiba-tiba para tentara menyiapkan panah dan membidiknya kearah Sakura dan Kevin. Reflek, Sakura dan Kevin terkejut melihatnya.
Salah satu pelayan penjaga Syarin mendekati Syarin dengan perlahan. “Non, ayo kembali ke istana, jangan dekati kedua tahanan yang berbahaya itu.” Syarin mundur perlahan sambil menarik tangan Sakura dan Kevin.
“Ayolah Non, nanti Non dimarahi nyonya loh!”
Syarin semakin mundur. Sakura dan Kevin juga semakin ditarik sama Syarin.
“Non, ikut sama Bibi yuk.” Tangan pelayan itu menyentuh tangan Syarin. Alis Syarin mengerut marah. “SYARIN GAK MAU! SYARIN CUMA MAU SAMA KAKAK-KAKAK INI!!”
Tangan Syarin semakin ditarik paksa. “Lepasin, Bi!! Syarin gak mau! Syarin mau ngajak kakak-kakak ini ikut Syarin! Syarin benci Bibi!!”
“Syarin!” suara dari belakang barisan tentara membuat bidikan panah kearah Sakura dan Kevin melemah. Tangan Syarin juga dilepas oleh pelayan tersebut.
“Mama?” Syarin menatap ke arah suara tersebut. Ratu Cecillia memegang wajah Syarin dengan penuh kelegaan.
“Kamu tidak kenapa-kenapa kan sayang?” Wajah Ratu Cecillia berbinar senang. Syarin mengangguk.
“Tante, Syarin kami jaga kok. Dia hanya ingin menemui temannya yang berada tidak jauh dari belakang penjara.” Kevin menjelaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar